Peluang Usaha

Melongok Kampung Betakan Sebagai Sentral Budidaya Gurameh

on Sunday, October 24, 2010



Betakan, sebuah kampung yang berlokasi di Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, makin menunjukkan daya tarik bagi warganya untuk berkecimpung dalam usaha budidaya ikan gurameh. Kampung ini terletak di 7.77306‘ LS dan 110.25373‘ BT, dengan jarak 16 km dari pusat kota Jogjakarta. Terdiri atas 519 warga dengan 120 kepala keluarga. Bisa dikatakan hampir 50% warganya memiliki kolam ikan gurameh. Kolam-kolam tersebut tersebar di kawasan timur kampung Betakan terbentang dari ujung utara sampai ujung selatan sekitar 1,3 km. Budidaya gurameh bisa dianggap cukup menguntungkan mengingat harga jualnya yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya. Harga di tingkat petani mencapai Rp22.000,00 – Rp25.000,00. Selain pemeliharaannya yang lebih mudah, juga pemasarannya yang lebih menjanjikan.

Sudah cukup lama, warga Betakan berprofesi sebagai peternak ikan. Tidak hanya sebagai usaha sambilan, bahkan ada beberapa warga yang menjadikan usaha budidaya gurameh tersebut sebagai mata pencaharian pokok. Tidak hanya dari generasi tua, namun anak-anak muda juga aktif terlibat di dalamnya. Bahkan boleh dikatakan, anak mudanya yang terus berkreasi untuk terus mengembangkan usaha ini. Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan berbagi informasi, peternak tergabung dalam satu kelompok paguyuban perikanan mina tani. Di samping itu, terdapat kelompok paguyuban 45 yang juga ikut aktif mengembangkan jiwa wirausaha anak muda yang salah satunya berkaitan dengan budi daya gurameh.
Peternak gurameh terdiri atas 3 kelompok fokus. Pertama, fokus di usaha pembibitan yang meliputi penyediaan induk, pemijahan dan pendederan.Diperlukan kolam khusus untuk menampung indukan dengan perbandingan 1 jantan 4 betina. Telur gurameh yang telah dibuahi pejantan, kemudian diambil dan ditempatkan dalam kolam khusus sampai dengan menetas. Peternak yang fokus di usaha pembibitan ini salah satunya Mas Among Sugondo. Pria berusia 29 tahun ini memiliki beberapa kolam pembibitan. Pemasarannya tidak hanya di kampung Betakan saja, namun sudah menjangkau sampai keluar Kabupaten Sleman. Jenis indukan yang bagus adalah porselen karena mampu menghasilkan telur sebanyak 10.000 butir dibandingkan dengan jenis lain yang hanya 2.000 – 3.000 butir saja.
Sementara itu, kelompok kedua fokus pada usaha pembesaran. Kelompok inilah yang mendominasi peternak gurameh di Betakan bahkan boleh dikatakan hampir 90%. Mereka rata-rata memiliki 3 kolam per orang. Kolam-kolam tersebut memanjang di kawasan timur kampung. Pada umumnya, kolam dibuat dengan cara menggali tanah area persawahan. Kondisi ini sangat menguntungkan, mengingat kolam jenis ini mengandung humus dan plankton yang sangat berguna bagi ikan gurameh. Ukuran kolam pada umumnya 4 x 6 m, namun ada juga yang lebih besar dengan ukuran 5 x 15 m dengan kedalaman sekitar 1 m. Di samping itu, ada peternak yang memanfaatkan lahan pekarangannya untuk membuat jenis kolam permanen yang terbuat dari semen. Untuk jenis kolam ini membutuhkan biaya pembuatan yang lebih besar, namun memiliki kelebihan antara lain mudah mengganti air kolam, kontrol penyakit yang lebih baik dan lebih mudah saat nanti akan dilakukan pemanenan. Salah satu peternak yang fokus di usaha pembesaran ini adalah Ahmad Sujudi. Mas Judi, begitu sering disapa, sudah menekuni usaha ini lebih dari 10 tahun terakhir ini. Dia juga dikenal dengan berbagai kreasinya untuk melakukan percepatan pembesaran gurameh, meningat ikan jenis ini termasuk lambat pertumbuhannya. Pola yang dikembangkan yakni dengan jenis monokultur, agar gurameh tidak kalah bersaing dengan jenis ikan lain sebagaimana kalau dipeliharan melalui pola polikultur.
Makanan pokok ikan gurame berupa pelet. Namun demikian, kombinasi yang bagus dengan pakan hijauan akan lebih efisien mengingat harga pelet semakin melambung saat ini di atas Rp130.000 ribu setiap 1 sak (30 kg). Hijauan dapat berupa daun-daunan seperti : kangkung, singkong, keladi, pepaya dan genjer. Pada umumnya, peternak di Betakan mengusahakan pakan hijauan dari pematang/tanggul kolam.
Kelompok ketiga terdiri atas pedagang. Kelompok inilah yang nantinya akan membeli ikan gurameh ukuran konsumsi dari para peternak untuk kemudian disalurkan ke beberapa restoran dan warung makan di Jogja. Untuk terjun di kelompok ini biasanya membutuhkan kekuatan finansial dan jaringan yang luas sehingga hanya ada 2-3 orang saja di Betakan.
Kemajuan budidaya ikan gurameh di Betakan juga tidak terlepas dari peran pemerintah melalui petugas penyuluh lapangan (PPL). Bapak Parimin, yang biasa dipanggil oleh kalangan anak muda Betakan dengan sapaan si Om, begitu bersemangat untuk memanjukan perikanan gurameh di Betakan khususnya. Bahkan si Om ini tidak hanya bersemangat memberikan penyuluhan, namun juga mempraktekkan langsung.
Keharmonisan antara kelompok pembibitan-pembesaran dan pedagang inilah yang menjadikan Betakan cukup dinamis dalam budidaya ikan gurameh. 




2 comments:

maszaenal said...

maaf mas eka, sebenarnya saya sudah mampir dua kali ke blog ini. waktu pertama upload komentar gagal. wah tambah rajin upload saja. sapine karo blumbange ngelingake aku karo betakan. wingi lagi tanggal 24 oktober aku neng betakan, mampir kebeneran ana workshop neng hotel sahid jaya yogyakarta. kandang sapine saiki tambah akeh. sukses slalu buat mas eka

ebudikurniawan said...

Matur nuwun Mas Zaenal awit kunjunganipun. ini juga baru belajar Mas tuk salurkan hobi. Wah, seriter antar kota nggih Mas. Insya Allah tambah banyak, kebetulan dari yang muda-muda juga makin semangat untuk nyemplung di ternak sapi. Nggih Mas Zaenal, kebetulan adik juga di Kalimantan sering ke tempat mas Arifin. Amin. Terima kasih juga Mas Zaenal. Sukses juga.

Post a Comment