Peluang Usaha

Mantapkan Hati Untuk Berwirausaha

on Friday, November 19, 2010


Menurut Ciputra, mahasiswa dapat dibagi dalam 3 kelompok. Pertama, mahasiswa pandai yang memiliki Indeks Prestasi (IP) bagus. Mereka rata-rata menjadi dosen dan ilmuwan setelah lulus kuliah. Kelompok kedua, mahasiswa dengan IP menengah, rata-rata memilih menjadi profesional dengan bekerja di suatu perusahaan. Sementara mahasiswa yang memiliki IP jelek dan sering blos kuliah, biasanya menjadi pengusaha yang nantinya malah mempekerjakan kelompok mahasiswa yang kedua bahkan mungkin yang pertama. Mereka memilih menjadi pengusaha dan kadang tidak lulus kuliah karena memang tidak ada pilihan lain. Biasanya untuk masuk ke perusahaan atau mendaftar PNS, nilai minimal 2,75.

Namun dalam hal ini, saya ingin mengatakan bahwa sesungguhnya menjadi pengusaha adalah pilihan sejak awal, tanpa dipengaruhi oleh nilai. Ibarat sebuah perjalanan, kalau kita sudah tahu titik akhirnya maka kita bisa lebih fokus. Dengan menjadi wirausaha, sesungguhnya ada dua nilai besar yang terkandung di dalamnya. Pertama, bagi diri sendiri. Kita menjadi lebih bebas mengatur waktu, tanpa diperintah oleh orang lain. Kita bebas menentukan dan berinovasi atas bidang kita tanpa terkotak-kotak atau dibatasi oleh aturan serta bebas mau di bawa ke mana usaha kita tersebut. Di sisi lain, ada nilai kemanfaatan bagi orang lain, bagi masyarakat sekitar, bagi sektor usaha riil, pemberdayaan masyarakat yang tentunya juga memberikan kontribusi terhadap Produk Domistik Bruto dan negara.
Oleh karena itu, ayo kita sama-sama kembangkan terus kemampuan wirausaha kita, jalin persahabatan dan siap melangkah. Jangan ragu.

Enam Cara Membangun Citra Diri Yang Kuat

on Thursday, November 18, 2010


Perlu kita ketahui, bahwa citra diri merupakan produk dari pikiran-pikiran kita, oleh karena itu implikasinya adalah kita harus bisa mengatur input pada pikiran kita sehingga output dapat kita kontrol sesuai dengan yang kita harapkan. Apa yang perlu kita lakukan? Ada enam cara yang dapat kita lakukan untuk membangun citra diri yang kuat.
1.         Kita harus menyadari dan mengetahui tentang keunikan kita di dunia ini. Tidak ada satu pun orang yang sama persis dengan diri kita ini. Kita benar-benar diciptkan spesial oleh Tuhan bahkan kita menjadi khalifah Tuhan di muka bumi ini. Manfaatkan benar-benar apa yang menjadi kelebihan kita, tidak hanya untuk diri kita sendiri namun untuk tujuan masyarakat yang lebih luas. Usahakanlah selalu membawa diri kita ke manapun pergi, dengan martabat yang layak kita dapatkan.
2.         Yakin bahwa kita mampu melakukan apa yang ingin kita lakukan. “You can if you think can”, begitu kata Norman Vincent Peale. Rutinitas kadang mematikan cara kita berpikir positif dan inovatif karena kita terbelenggu olehnya. Padahal kehidupan itu sendiri memberikan peluang dan kesempatan yang tidak terbatas. Diri kita sendirilah yang kadang membuatnya kerdil. Cobalah sekali-kali tengok dunia di luar kita, begitu banyak orang hebat yang muncul dengan bidangnya masing-masing. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang merupakan kelebihan kita. Kalau orang lain bisa, kenapa kita tidak. Kita diberikan peluang yang sama oleh Tuhan. Kalau kita merasa stagnan di satu bidang, cobalah untuk kemudian melakukan evaluasi, apakah selama ini kita sudah berada di jalur yang benar? Kalau memang stagnan, tidak ada salahnya kita memutar haluan, entah itu terkait dengan karier, hobby dan lainnya.
3.         Kita memiliki kekuatan yang tidak terbatas dalam memilih ikiran-pikiran kita. Salah satu hasil penelitian menyimpulkan bahwa rata-rata manusia hanya menggunakan 5 % dari kemampuan otak dan pikiran yang sesungguhnya. Begitu masih luasnya potensi otak untuk terus dikembangkan dan otak memiliki kebebasan untuk mengembangkan pikiran-pikiran yang positif tersebut. Dengan kekuasaan pikiran, kita akan mampu mencipta, membangun dan memperkuat impian apapun dalam kehidupan kita.
4.         Milikilah prosperity consciousness, yakni suatu kesadaran bahwa kekayaan di bumi ini begitu melimpah. Banyak sumber-sumber untuk semua orang apabila kita mampu membuka pikiran dan sikap kita terhadap peluang dan kesempatan yang tersebar di mana-mana. Kemiskinan hanya terletak dalam pikiran kita, karena kita merasakan keterbatasan dalam pikiran tersebut.
5.         Hidup itu menyenangkan dan memberikan hasil. Kita harus mampu mengkondisikan otak bawah sadar kita bahwa hidup itu menyenangkan ibarat sebuah perjalanan atau bahkan petualangan yang sesungguhnya sangat menyenangkan. Nikmati proses-proses perjalanan tersebut. Ketika hambatan dan masalah datang, jangan anggap hal tersebut sebagai sebuah kesulitan justru ia adalah tantangan yang ketika pada saatnya kita mampu melewati, maka kita akan semakin punya pengalaman dalam menyikapi masalah tersebut. Setiap tantangan baru yang datang, akan memberikan imbalan yang lebih besar, petualangan yang lebih kaya dan lebih menyenangkan untuk dijalani. Kehidupan ini penuh, kaya dan memberikan imbalan.
6.         Lakukan perubahan terhadap diri kita. Kesuksesan dan citra diri tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan kita harus mengupayakannya dengan sungguh-sungguh. Seperti dikatakan oleh Tuhan, bahwa Dia tidak akan mengubah nasib manusia kalau manusia itu sendiri yang tidak melakukan perubahan. Oleh karena itu, mulailah pada saat ini di titik ini untuk terus melakukan perubahan dan pembenahan pada diri kita, sehingga orang akan memberikan padangan positif terhadap diri kita dan kita pun senang karena bisa memaksimalkan segala potensi yang ada.

    Delapan Cara Mengembangkan Ketrampilan

    on Tuesday, November 16, 2010



    Untuk menambah kompetensi, merupakan suatu keharusan bagi kita untuk menambah satu ketrampilan di bidang apapun sesuai dengan hobi atau bidang kerja kita. Misalnya saja, kita bekerja sebagai pemandu wisata, maka kemampuan untuk menguasai bahasa asing sangat dibutuhkan. Untuk itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan hal tersebut, yaitu :
    1.        Berlatihlah sedikit demi sedikit. Mempelajari suatu ketrampilan khusus seperti menguasi bahasa asing memerlukan latihan rutin sedikit demi sedikit dan sering. Berlatihlah selama sekitar 20 – 30 menit setiap hari akan jauh lebih efektif daripada Anda berlatih cukup lama (4 jam sehari), tetapi hanya dilakukan seminggu sekali. Kembangkan terus kebiasaan ini, lama-lama pasti Anda akan melangkah dengan lebih ringan.
    2.              Revisi dan tes diri Anda secara teratur.  Usahakanlah selalu ada keseimbangan antara berlatih dan merevisi kembali atas apa yang sudah Anda lakukan. Ibaratnya, saat melakukan sesuatu asahlah dan evaluasilah sehingga menjadi lebih tajam.
    3.              Dengarkan ucapan atau lihat dalam cermin gerakan Anda. Jika memungkinkan, carilah ruangan yang sunyi dan lengkapi dengan cermin besar. Anda dapat berbicara dengan keras dan melakukan gerakan-gerakan tanpa perlu khawatir mengganggu orang lain. Anda dapat mendengar suara Anda atau melihat gerakan Anda. Buatlah latihan tersebut mudah dan menyenangkan.
    4.              Gunakan afirmasi dan kalimat positif. Katakan pada diri Anda, bahwa Anda bisa. Ucapkan afirmasi Anda sesering mungkin sehingga hal tersebut tertanam dalam alam bawah pikiran Anda.
    5.              Gunakan visualisasi dalam kondisi Alpha untuk membayangkan Anda menguasi ketrampilan tersebut. Visulaisasikan bahwa hasil akhir yang Anda inginkan itu terjadi. Bayangkan betapa bahagianya Anda saat momen seperti itu datang. Gunakan jangkar emosi untuk meningkatkan getaran perasaan senang yang mengalir di tubuh Anda. Buatlah visualisasi pada saat Anda relaksasi atau sedang berada dalam kondisi alpha-bayangkan diri Anda sedang berbicara bahasa asing tersebut. Tanamkan visual ini ke dalam pikiran bawah sadar Anda sesering mungkin.
    6.              Cari kesempatan berlatih dengan orang yang lebih mahir. Hubungi orang yang menurut Anda sudah menjadi master dalam bidangnya. Jalin pertemanan dan mintalah masukan dari dia. Jika perlu, ikutlah kursus.
    7.              Kembangkan terus minat Anda dengan antusiasme tinggi. Kembangkan terus minat pribadi dibarengi dengan antusiasme yang tinggi. Semangat dan antusias senantiasa membawa kita berada dalam mood dan tidak akan pernah merasa bosan.
    8.              Jangan terlalu kerasa pada diri Anda sendiri. Belajar suatu ketrampilan adalah suatu proses bertahap dan bisa dilakukan seumur hidup. Jangan berharap Anda segera menguasai ketrampilan tersebut dalam waktu simgkat. Teruslah berlatih sampai suatu saat secara tidak sadar Anda telah mahir dalam bahasa asing tersebut.
    Jangan pernah putus asa. Coba dan coba terus.

    Lima Cara Melakukan Perencanaan Keuangan Pribadi

    on Monday, November 15, 2010


    Pengelolaan keuangan pribadi dipengaruhi oleh manajemen pendapatan dan pengeluaran. Sebagian besar dari kita mengatakan kalau pendapatan besar pasti akan menyelesaikan semua masalah kehidupan. Padahal baru satu masalah yang selesai sementara sisi pengeluaran kalau tidak dikelola dengan baik, bisa terjadi kebocoran di sana sini yang sebelumnya tidak kita rencanakan. Tahu-tahu pendapatan besar tersebut belum sampai akhir bulan sudah habis.
    Ada lima kebiasaan yang akan membuat hidup kita lebih mudah dan menyenangkan terkait dengan manajemen keuangan pribadi, yakni :
    1.              Hitung-hitungan budget.  Banyak di antara kita tidak begitu suka dengan hitung-hitungan budget karena terlalu rumit. Padahal kalau kita mau menyisihkan waktu sebentar, kita bisa selesaikan hanya dalam hitungan kurang dari 1 jam di awal bulan. Budget dalam hal ini berfungsi sebagai panduan keuangan dalam periode tertentu serta menjadi alat analisis ke mana saja uang kita itu pergi, berapa yang kita punya, berapa yang tersisa dan sejauh mana kita bisa konsisten dengan perencanaan semula. Kalau Anda sudah punya pasangan, lakukan hitungan tersebut berdua. Pasti akan terasa lebih ringan dan menyenangkan.
    2.              Mulai dari yang kecil. Terapkan perencanaan tersebut mulai saat ini dan lakukan dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu. Contoh, konsistenlah dengan pengeluaran rutin sehari-hari dengan tidak lupa untuk melakukan pencatatan. Kadang kalau kita sedang berada di mall, ada barang menarik dengan diskon yang besar terpancing untuk membelinya. Padahal belum tentu barang tersebut kita butuhkan. Di sisi lain, kalau kita mau menabung rasanya berat sekali. Misalnya kita sudah anggarkan, tiap bulan menabung Rp200.000,00 tetapi saat mau melakukan penyetoran ke bank terasa ogah-ogahan. Mungkin dalam kasus tersebut kalau Anda seorang karyawan dan pembayaran gaji dilakukan melalui transfer bank, akan sangat efisien kalau langsung dilakukan autodebet.
    3.              Selesaikan kewajiban hutang. Hutang tidak selamanya buruk asalkan bisa dikelola dan digunakan untuk hal-hal yang sifatnya produktif bukan konsumtif. Yang tidak kita sadari terutama adalah manajemen kartu kredit. Saat ini begitu banyak  bank yang menawarkan kartu kredit dengan mudahnya. Anda harus hati-hati dan pikirkan apakah benar-benar Anda sangat membutuhkan? Kalau tidak, sebaiknya jangan mengambil kartu kredit. Bila kita sudah terlanjur punya kartu kredit, apa yang sebaiknya kita lakukan? Jangan sering bawa kartu kredit, apalagi kalau bepergian ke mall. Godaannya justru cukup besar. Bila mana Anda sudah terlanjur punya hutang dengan kartu kredit, maka segeralah selesaikan kewajiban dan bayarlah sebesar tagihannya sehingga kita tidak terbebani oleh bunga. Biasanya kita disarankan melakukan pembayaran minimum, namun hal tersebut tidak menyelesaikan masalah, karena pembayaran minimum tidak menghapus hutang di kartu kredit Anda yang terus berbunga di atas bunga. Di sinilah salah satu pentingnya budget, sehingga Anda akan tahu berapa besar dana yang bisa dialokasikan untuk membayar tagihan kartu kredit. Prioritaskan pembayaran tagihan kartu kredit sebelum merencanakan pengeluaran yang lain.
    4.              Investasi. Mendengar kata investasi, identik dengan nominal yang besar. Padahal belum tentu. Bahkan dengan uang Rp20.000,00, Anda tetap bisa melakukan investasi. Hanya saja memang akan sangat terbatas. Tiap orang memiliki jenis investasi yang cocok dengan profil resikonya masing-masing. Prinsipnya, lakukan investasi dengan cara menaruh dalam beberapa produk dengan tingkat risiko yang berbeda-beda. Tingkat risiko  ini mencerminkan tingkat return. Semakin tinggi return, maka semakin tinggi pula risikonya. Diskusikan dengan pasangan Anda, atau konsultan jasa perencanaan keuangan pribadi yang saat ini cukup banyak.
    5.              Proteksi. Tabungan dan investasi belum sepenuhnya menyelesaikan masalah keuangan kita. Kalau Anda seorang karyawan dan biaya kesehatan Anda ditanggung penuh oleh perusahaan, maka bersyukurlah Anda. Namun bagi yang tidak ditanggung penuh oleh perusahaan atau seorang wirausaha, maka pertimbangkanlah untuk mengambil asuransi jiwa, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri kita esok hari atau masa depan. Saat ini banyak jenis asuransi yang tidak semata mensyaratkan pembayaran premi, namun sudah digabungkan dengan model investasi juga.

    Siapakah Saya?

    on Sunday, November 14, 2010


    Pernahkah Anda ditanya dalam suatu wawancara kerja “Tolong jelaskan sebenarnya diri Anda itu siapa dan sebutkan apa kekurangan dan kelebihan Anda”.  Apakah Anda akan menjawab dengan cepat dan jelas, ataukah Anda kaget dan bingung karena memang selama ini Anda jarang bertanya kepada diri sendiri atas pertanyaan tersebut. Tidak usah khawatir, hal itu manusiawi. Hanya saja tanpa adanya pertanyaan dalam wawancara tersebut, seharusnya kita jauh-jauh hari sudah menanyakan pada diri kita sendiri karena ini merupakan modal dasar untuk mengembangkan diri kita ke depan.
    John Kehoe dalam sebuah bukunya “Mind Power”  mengatakan bahwa Anda adalah apa yang Anda pikirkan tentang diri Anda. 


    Confident thoughts create a confident person.
    Weak thoughts create a weak person.
    Strong thoughts create a strong person.
    Thought with a purpose create a person with purpose.
    Visionary thoughts create a visinary person.
    Thoughts of helplessness create a helpness person.
    Thought of self-pity create a person filled with self pity.
    Enthusiastic thoughts create an enthusiastic person.
    Loving thought create a loving person.
    Succesfull thoughts create a succsfull person.



    You are unique. Nobody else has your thoughts, your ideas, or your ways of doing things. Most people think they are ordinary but dont’t you make that mistake.
    Jelaslah bahwa apa yang disampaikan John Kehoe di atas tidak menilai diri kita dari bentuk fisik kita seperti warna kulit, warna rambut, tinggi badan, jenis kelamin dan lain sebagainya melainkan dari pikiran dan sikap mental kita. Bila mana citra diri hanya diukur dari bentuk fisik, maka kita tidak banyak memilki pilihan karena semua sudah diberikan oleh Tuhan. Dengan kata lain, John Kehoe mengatakan bahwa kita dapat menjadi apa saja yang kita inginkan.
    Citra diri ini memang tidak muncul begitu saja dalam waktu sekejap, namun merupakan proses lama yang telah terbentuk dalam kurun waktu beberapa tahun. Namun jangan berkecil hati, ketika kita tahu kekuarangan kita, maka manfaatkan kelebihan kita agar menjadi kompetitif advantage untuk menutup kelemahan yang ada. Dengan begitu, ini erat kaitannya dengan konsep diri dan personal branding. Tidak mudah memang, asal kita mau dan berusaha pasti bisa. Oleh karenanya, kembangkan terus dan anlisis hal-hal positif dari kita kalau perlu mintalah masukan dari sahabat terdekat. Hiasi diri dengan sikap mental positif. 

    Cara Membangun Personal Branding

    on Saturday, November 13, 2010


    Ketika kita menyebut nama Microsoft, pikiran kita segera terfokus pada sosok Bill Gates? Bahkan ketika telah ia mengundurkan diri, masih banyak orang yang menganggapnya sebagai CEO dari Microsoft. Meskipun posisinya telah lama diserahkan kepada Steve Ballmer, sahabatnya baiknya sejak di Harvard University.
    Demikian pula, ketika ia mendengar Virgin Group, orang mengidentifikasi dengan nama Richard Branson sebagai salah satu pengusaha nyentrik yang sukses dengan berbagai inovasi dan terobosan dalam bisnis.

    Dalam bidang tarik suarapun juga sama. 
    Bila Anda melihat penyanyi yang melakukan gerakan berjalan, Anda segera akan ingat sosok bintang pop Amerika Michael Jackson. Demikian pula, ketika berbicara lagu cross country, orang akan berpaling ke Sania Twain  dariKanada. Jika kita berbicara penyanyi reggae dengan rambut gimbal, orang akan langsung berpikir tentang sosok Bob Marley, penyanyi reggae dari Jamaica, Amerika Latin yang masih terjual albumnya meskipun dia telah pergi serta Michael Jackson.

    Dari nama-nama terkenal, tampaknya mereka memiliki personal branding yang kuat. 
    Memiliki kemampuan untuk membangun citra diri, tidak hanya dikenal tapi terukir dalam kenangan orang.

    Peter Montoya, pakar personal branding yang telah menulis sebuah buku tentang itu, termasuk The Brand Called You, mengatakan bahwa personal branding sebagai cara bagaimana Anda merasakan sesuatu. 
    Untuk itu, kata Montoya, Anda harus memiliki keterampilan promosi, bakat dan sejenisnya, yang akan menghasilkan persepsi positif. Seiring dengan itu, Anda juga harus menghindari perhatian yang akan menciptakan reaksi negatif.

    Oleh karena itu, kondisi saat ini, branding tidak hanya terkait dengan perusahaan tertentu atau merek tapi sudah sampai ke tingkat individu. 
    Lihatlah apa yang dilakukan  calon presiden dan anggota legislatif. Mereka bersaing untuk menciptakan personal branding diri untuk dipilih.

    Untuk itu, langkah yang harus Anda lakukan adalah melakukan positioning. 
    Ambil keuntungan dari kekuatan Anda yang akan dikembangkan sehingga ketika orang menyebut sesuatu, maka mereka akan segera ingat nama Anda. Membuat marketing mix  Anda sebagai perusahaan pemasaran produk, karena dalam kasus ini adalah produk Anda sendiri. Good luck.

    Menentukan Nilai Ekonomis Bididaya Sapi

    on Tuesday, November 9, 2010

    Budidaya sapi memberikan beberapa keuntungan ekonomis yang tentunya mampu memberikan semangat bagi kita untuk menggeluti bidang ini. Dengan mengetahui nilai ekonomisnya, maka kita bisa menentukan target nilai mana yang akan kita manfaatkan. Apakah akan mengambil manfaat dari daging ataukah susu, misalnya. Atau bahkan kita bisa melakukan kombinasi nilai ekonomis tersebut secara terpadu sehingga mampu memberikan keuntungan secara optimal. Nah, itu adalah pilihan.
    Secara umum dapat dikatakan nilai ekonomis budi daya sapi tersebut di antaranya adalah :
    1.         Ternak potong. Nilai ekonomis ini merupakan yang paling utama karena merupakan muara dari semua pemeliharaan sapi, entah jenis sapi penghasil susu, pembajak sawah  ataukah sapi potong itu sendiri. Namun demikian, mutu daging yang paling bagus tetap berasal dari sapi yang memang khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristik yang dimilikinya, misalnya pertumbuhannya yang lebih cepat. Sapi-sapi inilah yang dijadikan sapi bakalan, yang dilakukan budidaya secara intensif selama beberapa waktu sehingga pada akhirnya akan memberikan pertumbuhan dan bobot yang optimal. Beberapa jenis sapi yang memang cocok untuk dijadikan bakalan antara lain : Peranakan Ongole (PO), Sapi Bali, sapi Madura, Simetal dan Brahman. Untuk melakukan usaha budidaya penggemukan sapi, ada yang dilakukan secara koloni oleh kelompok ternak sapi, seperti yang dilakukan oleh kelompok ternak sapi “Andhini Rahayu di Kampung Betakan Sumberrahayu Moyudan Sleman Yogyakarta” dengan anggota sebanyak 30 peternak. Hal ini terutama cocok untuk peternak yang memiliki kemampuan permodalan secara terbatas maupun bagi pemula. Sementara itu bila akumulasi modal cukup besar, bisa melakukan budidaya dengan menyewa lahan yang lebih luas. Saat ini rata-rata harga per kilogram daging sapi dijual Rp60.000,00  di pasar. Bahkan dalam waktu-waktu tertentu seperti mendekati harai raya Idul Fitri bisa mencapai Rp80.000,00 per kg.
    2.         Penghasil Susu. Sapi jenis FH (Frisien Holstein) merupakan salah satu jenis sapi penghasil susu dengan kapasitas produksi per hari mencapai 20 liter. Umumnya daerah yang cocok untuk budidaya sapi ini di kawasan yang berhawa lebih sejuk, misalnya di lereng pegunungan seperti  Pakem, Turi, Cangkringan (Sleman) dan Boyolali maupun Pengalengan di Bandung. Harga per liter susu sapi ini mencapai Rp2.000,00 – Rp4.000,00.
    3.         Tenaga Kerja. Umumnya zaman dulu sapi-sapi diberdayakan untuk menjadi tenaga kerja membajak sawah maupun menarik pedati. Walaupun demikian, saat ini masih terdapat beberapa daerah yang memang belum bersentuhan dengan teknologi memanfaatkan sapi untuk dipekerjakan. Menurut catatan, memang sawah yang dibajak dengan sapi atau kerbau memiliki kualitas tanah yang lebih baik daripada traktor misalnya, namun membutuhkan waktu penyelesaian yang lebih lama dan cenderung kurang praktis. Di Madura, bahkan terdapat lomba karapan sapi, untuk tetap melestarikan fungsi sapi sebagai pembajak sawah.
    4.         Penghasil pupuk kandang. Dalam setahun, rata-rata sapi mampu menghasilkan kotoran sebanyak 7,5 ton. Bila diolah menjadi kompos mampu menghasilkan kurang lebih 5 ton pupuk siap pakai. Harga per kg kompos di pasaran bisa mencapai Rp500,00 – Rp1.000,00. Daerah-daerah seperti Wonosobo dan Temanggung di Jawa Tengah merupakan daerah yang paling banyak membutuhkan pupuk kompos ini guna mendukung lahan sayuran di kawasan Dieng. Namun, belum banyak peternak yang memanfaatkan pupuk kandang ini secara ekonomis karena sebagian besar kotoran sapi ini hanya dibiarkan teronggok. Permintaan pupuk kompos cenderung meningkat seiring dengan tuntutan masyarakat untuk lebih menggalakkkan tanaman organik. Seekor sapi  bisa menghasilkan 2,07 m³ biogas perhari atau setara dengan 0,85 kilogram elpiji atau 1,28 liter minyak tanah. Bisa dibayangkan manfaat energi tersebut, yang tidak hanya dimanfaatkan untuk penerangan listrik namun bisa juga digunakan untuk memasak tanpa ada bau kotoran sapi.
    5.         Penentu status sosial. Di beberapa daerah, seperti Nusa Tenggara dan Madura serta sebagian kecil kawasan pedesaan di Jawa kepemilikan jumlah sapi menentukan status sosial yang bersangkutan mengingat harga sapi yang relatif tinggi.
    6.         Penghasil bahan baku industri. Kulit sapi merupakan salah satu bahan untuk industri tas, sepatu, ikat pinggang dan jaket. Selain itu, kulit sapi juga dimanfaatkan untuk industri krecek. Harga kulit sapi basah bisa mencapai Rp18.000,00 per kg.
    Bila bisa diupayakan secara terintegrasi niscaya budidaya sapi mampu memberikan keuntungan optimal, sehingga peternak tidak lagi diimajinasikan sebagai kelompok marjinal walaupun sampai dengan saat ini memang pemerintah belum sepenuhnya berpihak kepada peternak. 


            Salah satu peternakan sapi yang dikelola secara intensif


    Cara Berkebun Pada Lahan Terbatas

    on Sunday, November 7, 2010



    Saat ini sebagian besar sayuran yang kita konsumsi masih mengandalkan pupuk buatan atau yang sering dikenal dengan pupuk kimia, walupun sudah ada yang menggunakan pupuk organik. Hanya saja secara harga, sayuran yang berasal dari pupuk organik relatif lebih mahal. Sementara itu, tuntutan terhadap konsumsi sayuran organik semakin meningkat karena memang dilihat dari segi kesehatan lebih baik. Bagaimana kita mencoba menyikapi hal tersebut?
    Mungkin sempat sekilas terbayang dalam benak kita, mengapa kita tidak mencoba menanam sendiri saja sayur-sayuran tersebut? Yah, lagi-lagi kita dihadapkan pada cara ketidaktahuan, lahan yang sempit atau rasa kemalasan. Jangan khawatir, seperti kata orang bijak, asal ada kemauan Insya Allah bisa.
    Ada beberapa keuntungan ketika kita mampu mengusahakan sayuran dari lahan sendiri. Pertama, kita bisa melakukan kontrol atas tanaman itu sendiri. Mengapa ini penting? Ya, kalau kita beli di pasar contohnya kangkung kadang kita langsung menjatuhkan pilihan pada kangkung yang hijau subur dan segar. Padahal kesegaran kangkung tersebut bisa berasal dari pupuk kimia. Kedua, secara ekonomis juga jauh lebih murah. Ingat, beberapa waktu yang lalu harga cabe di pasar sempat membumbung tinggi. Dengan demikian, kalau diusahakan sendiri, maka harga dianggap konstan. Ketiga, dengan berkebun bisa memberikan rasa segar dan fresh. Selain mendukung gerakan penghijauan, sekaligus membuat udara lebih segar. Coba saja pagi hari sebelum matahari terbit, kita tengok kebun yang hijau serasa kesegaran langsung merasuk ke dalam seluruh badan. Keempat, berkebun merupakan seni tersendiri karena bisa saja berbeda untuk satu orang dengan yang lainnya. Kelima, dengan berkebun juga berarti memiliki lemari es alami yakni dengan cara memetiknya sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan saat itu. Keenam, dengan berkebun berarti memanfaatkan lahan dan waktu yang luang.
    Pertanyaan berikutnya, bagaimana mau berkebun, lha wong lahannya saja sangat terbatas. Tidak masalah, coba cek apakah masih ada lahan tersisa di belakang atau samping rumah? Kalau masih entah seberapa besarnya, berarti masih ada peluang. Nah bagaimana kalau sudah tidak ada sama sekali? Masih ada peluang juga. Kita bisa kok berkebun dengan cara menanam sayuran tersebut di pot.
    Seperti yang sudah disinggung di awal, lahan terbatas ini dibagi dalam dua kelompok. Pertama lahan terbatas dengan media tanah. Untuk itu, yang perlu dilakukan gemburkan dulu tanah tersebut dengan cangkul atapun dengan sabit atau pecok. Setelah itu campurkan tanah yang sudah digemburkan tersebut dengan kompos ataupun humus yang dapat dibeli di pasar. Kalau di Semarang banyak tempatnya, salah satunya di Pasar Mbulu Jalan Sugiopranoto. Sebungkus kompos sapi atau kambing dijual Rp2.000,00. Setelah lahan siap, benih siap ditaburkan. Misalnya kangkung, kacang panjang, sawi dan lain-lain. Jangan lupa, saat tanaman tumbuh setinggi kurang lebih 10 cm, perlu dilakukan penyiangan terhadap gulmanya sekaligus diberikan pemupukan kembali dengan kompos. Dalam waktu yang tidak terlalu lama (tergantung jenis tanaman) siap dipanen. Kalau tanaman seperti kangkung, bisa dipanen sampai beberapa kali, tetapi kalau sejenis sawi maka hanya sekali panen setelah itu harus menanam kembali dari awal.
    Dengan media pot, hampir sama caranya. Hanya saja, lahan yang dipakai memang lebih terbatas lagi. Masukkan kompos dan humus ke dalam pot, lalu tanamlah sayuran tersebut, misalnya cabe. Perlakuan berikutnya juga sama, nantinya lakukan pemupukan kembali dengan kompos dan juga penyiangan terhadap gulma. Oh iya, untuk bibit tanaman bisa dibeli di toko-toko pertanian. Selamat mencoba dan selamat berkebun.

    Empat Cara Meningkatkan Kepercayaan Diri

    on Thursday, November 4, 2010


    Keberhasilan dan kegagalan merupakan sekeping mata uang yang datang silih berganti. Bila keberhasilan yang kita dapatkan, maka kita merasa bahagia  dan menjadi lebih bersemangat dalam mengarungi hidup ini. Begitu kegagalan yang terjadi, maka kita merasa minder dan tidak memiliki kepercayaan diri lagi. Selain faktor internal bagaimana kita memandang sebuah kegagalan sebagai bagian dari konsep diri kita, faktor eksternal kadang juga memiliki pengaruh, misalnya komentar atau pendapat dari rekan kerja, pasangan ataupun orang lain yang kadang tidak kita kenal.
    Dalam kondisi kesulitan tersebut, secara psikis kita menjadi kurang percaya diri. Untuk  itu, berusahalah untuk menjadi sahabat bagi diri sendiri. Kita sudah terbiasa bersahabat dengan orang lain. Tentunya tidak sulit untuk melakukannya. Ketika kita mampu menjadi sahabat bagi diri kita sendiri, maka layaknya seorang sahabat kita akan legawa menerima kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sahabat kita itu. Selain itu, ketika kesulitan tersebut muncul, tetaplah punya sikap positif dan keyakinan, bahwa apa yang terjadi hanya sementara. Keyakinan dan kepercayaan diri merupakan sumber keberhasilan. Tanamkan dalam diri, kalau orang lain mampu, kenapa saya tidak? Seperti dikatakan dalam kitab suci, bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Kita fokuskan pada cara mencari jalan keluarnya.
    Ada 4 cara menurut Stepahie Barrat-Godefroy untuk meningkatkan kepercayaan diri, antara lain :
    1.      Buat Daftar Keberhasilan. Kita tuliskan bidang apa saja yang kita kuasai dan ingin kita kembangkan termasuk dalam hal ini hobby. Setiap orang adalah pribadi unik dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Ingat-ingat lagi keberhasilan yang sudah kita torehkan di masa lalu, analisis faktor apa yang menjadi penyebab keberhasilan dan lakukan langkah-langkah perbaikan sebagai corrective action.
    2.      Bersikap Optimis. Banyak di antara kita pada saat mengalami kegagalan malah fokus dan meratapi kegagalan itu sendiri kadang disertai dengan mencari kambing hitamnya. Pada akhirnya, kegagalan tersebut menguasai seluruh kehidupan sampai-sampai di kala tidur pun masih terbawa dalam mimpi.
    3.      Ubah Sikap Kita Terhadap Kegagalan. Kegagalan hanyalah sebuah harga yang harus dibayar dan batu loncatan untuk meraih keberhasilan yang lebih besar. Namun perlu kita ingat pula, jangan sampai kita terperosok pada lubang yang sama untuk kedua kalinya. Kalau seperti itu, berarti kita tidak mampu belajar atas kegagalan sebelumnya.
    4.      Tidak Lagi Melihat Kegagalan Di Manapun. Bagaimana mungkin seseorang akan melihat kegagalan kalau kegagalan itu sebenarnya tidak ada. Hal ini  bukan berarti kita menutup mata atas fakta yang terjadi, melainkan mengubah mind set terhadap kegagalan dengan memandang bahwa kegagalan adalah kejadian yang sudah berlalu. Sementara dedikasi atas apa yang kita lakukan adalah untuk saat ini dan masa depan.


        Cara Menghitung Kekayaan Bersih

        on Wednesday, November 3, 2010


        Kita sudah bekerja bertahun-tahun dengan membanting tulang menguras keringat kadang terselip juga cucuran air mata. Bekerja memang untuk menghidupi diri, keluarga dan sebagian kita sisihkan untuk menyucikan harta kita. Namun yang harus disadari pula, bahwa pendapatan yang kita peroleh dari bekerja, sebagian harus diinvestasikan kembali dalam berbagai instrumen sesuai dengan profil resiko kita.
        Nah, kadangkala kita terlena dengan asumsi asalkan kita sudah menabung dan punya berbagai instrumen investasi, kita menganggap sudah cukup. Padahal untuk menentukan kategori tersebut dibutuhkan indikator sebagai parameter secara kuantitatif. Sebagai contoh, Mas Karyo yang saat ini berusia 35 tahun bekerja sebagai salah satu karyawan sebuah multifinance di Jakarta dengan pendapatan tahunan sebesar Rp70 juta. Saat ini nilai aset atau kekayaan bersih yang dimiliki sebesar Rp150 juta. Mas Karyo merasa sudah cukup bagus rasio efisiensi atas hasil pekerjaannya selama ini. Benarkah demikian?
        Salah satu formula yang bisa digunakan dapat diambil dari buku karya Thomas J. Stanley dan William D. Danko  dengan judul  “The Millionare Next Door”  menyebutkan  “A persons’s expected wealth ougth to be 10% of your age multiplied by the annual household income”. Formula ini memberikan gambaran sebaiknya berapa aset yang kita miliki di suatu masa dengan penghasilan kita saat ini. Kembali kepada Mas Karyo tadi, dalam usia 35 tahun dan pendapatan tahunan saat ini sebesar Rp150 juta, maka sebaiknya Mas Karyo sudah bisa mengumpulkan asset sebesar : 35/10 x Rp70 juta = Rp245 juta. Di dalam buku tersebut dikatakan, bila dalam kenyataannya Mas Karyo memiliki aset Rp250 juta, maka Mas Karyo termasuk golongan PAW atau Prodigious Accumulator of Wealth. Sebaliknya, bila Mas Karyo ternyata hanya memiliki kekayaan bersih Rp150 juta, maka dia termasuk UAW atau Under-Accumulator of Wealth. Oleh karena itu, Mas Karyo harus melakukan evaluasi di titik manakah terjadi in efisiensi selama ini. Aset tersebut memperhitungkan aset yang likuid seperti tabungan dan deposito, instrumen investasi lain seperti saham dan reksadana maupun aset berujud lainnya seperti motor dengan memperhitungkan juga nilai bukunya. Bagaimana dengan kita? Selamat berhitung.

        Ngungak Kiprahe Mudha-mudhi AMIB (Sebuah Episode Pemberdayaan Diri dan Masyarakat)

        on Monday, November 1, 2010

        (Meneruskan tulisan yang dimuat di majalah Bahasa Jawa Djaka Lodang No. 3 tahun 2006 tanggal 17 Juni 2006. Tulisan ini sebagai upaya untuk memotivasi rekan-rekan anak muda di Betakan khususnya, agar terus berkiprah untuk bisa terus mengaktualisasikan diri dan menjadikan koperasi "Makosipa" dan "AMIB" lebih maju lagi).

        Wektune bubar isya, grimis wengi tiba kepyur-kepyur, nalika Djaka Lodang (DL) miwiti sanjan menyang papan kegiatane mudah-mudhi AMIB ing dhusun: Betakan, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman, Jogjakarta. Miturut Mas Eka utawa lengkape Eka Budi Kumiawan, AMIB-mono cekakan saka angkatan Muda Islam Betakan sing sejatine madeg wiwit taun 1978. Minangka wadhah kegiyatan mudha-mudhi Islam dhusun Betakan, kepengurusan AMIB punjere ana Masjid AN-Nuur kanthi migunakake serambi masjid. Nanging selaras karo kemajuane jaman lan saya mekare kegiyatan AMIB rasane saya repot yen punjere kegiyatan mung ana serambi masjid. Anggota AMIB sing cacahe ana 75 mudha-mudhi kiprah kegiyatane wis ora kuwawa maneh yen mung ditampung ing sapanggonan. Kanyatan iki sing tundhone nyurung mutakmirin Ian masyarakat maringi bantuan marang AMIB supaya kiprah kegiyatane saya mekar Ian maju. "krana kawontenan menika Pak, mila saking muktamiirin lan masyarakat lajeng ada-ada damel papan mirunggan wujud bangunan enggal saeler rnasjid menika," mengkono pratelane Mas Eka sing diampingi dening-Mas Dika utawa lengkape Dika Rusdiyanto sing wektu iki minangka Ketua AMIB.

        Sing gawe gumun, senajan mutakmirin Masjid AN-Nuur mung mligi dhusun Betakan nanging kuwawa nyembadani mbangun papan kegiyatan arupa bangunan permanen jembare 36 m2, sing kedadeyan saka 3 ruang; yaiku: papan pertemuan, ruang administrasi/ruang kerja, lan papan wudhu sarta urinoir. Bangunan dicet werna ijo enom iki katon rapi lan resik, kabeh jrambahe wus dike¬ramik ingga nambahi gemrining. Babagan fasilitas ruangan lan peralatan kerja cukup becik. Ana meja kerja, rak, lan saperangkat komputer. Nalika DL didhawuhi nak-yinake kiprahe mudha mudhi AMIB ing wengi Minggu be¬ngi iku ngrasa gumun. Jalaran, ora mung mudha-mudhi sing ngebaki papan kegiyatan, nanging dalasan para sepuh lan putra-putri cilik nyengkuyung kegiyatan iki. Ana sing teka arisan, ana kang melu kegiyatan simpan pinjam, ana kang mbayar listrik, ana kang mbutuhake voucher, ana kang nyambangi perpustakaan, ana kang pengin main pingpong, nanging ana uga kang pengin jajan angkringan.

        Miturut Bapak Drs. Ngadino, minangka Ketua Takmir Masjid An-Nuur; sing uga rawuh manggihi DL ing wengi iku akehe kegiyatan AMIB ora uwal saka "kerja keras-e para pengurus sing racak para mahasiswa. Mas Eka sing lulusan Fakultas Ekonomi UGM lan Nas Dika sing wektu iki mahasiswa Jurusan Ekonomii UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) mesthi wae klebu duweni semangat kuwat. Minangka katalisator (penggerak) akeh rancangan sing wis diecakake kang¬go nyurung kemajuane AMIB, klebu koperasi simpan-pinjam sing omzete wis nyandhak Rp 42 yuta.

        Gagasan ngedegake koperasi simpan pinjam iki merga meruhi ka¬nyatan ing dhusun Betakan meh ora ana nom-noman nganggur. Sing ora dadi PNS utawa pegawai swasta pa¬dha nggegulang usaha ing babagan perikanan gurami. Diajab krana grengsenge generasi enom ing babagan perikanan dadi mitra becik tumrap kemajuane koperasi AMIB ing babagan "permodalan". Kerja sama iki pranyata nguwohake kanyatan la¬mun dhusun Betakan tundhone dadi salah sijine sentra mbudidaya iwak gurami ing laladan Sleman iring kulon.

        Kasile koperasi simpan pinjam pranyata melu nyurung kegiyatan liya kayata arisan, penarikan pajeg listrik, dadi Iuwih maju. Kang gawe bombong, kepengurusan ing babagan ke-giyatan iki kabeh dicekel para mudha¬mudhi AMIB. Dene para kasepuhan sing kagungan tanggung jawab nga¬wasi Ian maringi pitedah lamun ana bab-bab sing perlu disaruwe. Miturut Mas Eka, Koperasi AMIB pancen munjerake kawigaten marang wira¬usaha cilik.

        Mulane sakehe kegiyatan kang magepokan karo perikanan, peternakan, pertanian, bakul warungan, oleh kawigaten saka koperasi. Kanggo nyurung majune para wirausaha cilik, malah ora mung bantuan ing babagan permodalan, nanging uga ing babagan bantuan tenaga teknis klebu pelatihan. Nalika grengsenge wirausaha cilik saya mundhak mundhak ingga mbutuhake sumadhiyane modhal Iuwih akeh, mula pihak koperasi banjur ngajak tembayatan karo para perantau sing makarya ing Jakarta, Batam, Singapura, Malaysia, Jepang, Korea, Ian Timur Tengah, ka¬nggo mikuwati modhal. Carane, para perantau mau disuwuni legane kanggo dadi anggota Koperasi AMIB Ian sabanjure kersa nyelengi srana sukarela. Simpanan sukarela iki tun¬dhone bisa dimanpangatake kanggo menehi bantuan marang usaha-usaha kecil sing kekurangan modhal.

        Malah miturut Mas Dika, wujud concentne koperasi marang wirausaha kecil bisa ditonton anane angkringan sing diwenehi papan ing sangarepe Masjid AN-Nuur. Angkringan iki dikrenah srana modhal 50% koperasi 50% masyarakat, dene sing ngecakake (ngedol) masyarakat. Senajan angkringan iki mung bukak seminggu sepisan (Minggu bengi) nanging cukup laris krana panganan kang disedhiyakake werna-werna kaya gorengan Ian camilan. Nalika DL nyembranani marang Mas Eka yen mung ketungkul ing babagan ekonomi temah babagan akhlaq malah ora kegarap, bujangan umur 26 taun iki mung gumuyu.

        Pratelane: Wah, babagan akhlaq pancen wigatos Pak, nanging babagan ekonomi umat ugi kedah dipungatosaken. Liripun, sedaya supados mlampah sesarengan.

        Pratelane Mas Eka uga dibenerake dening Pak Ngadino, sing banjur paring pangandikan, yen senajan AMIB menehi kawigaten gedhe marang babagan ekonomi ora ateges banjur ora menehi kawigaten marang babagan pembangunan akhlaq. Minangka bukti, bangunan kang dadi punjere kegiyatan AMIB uga dimanpangatake kanggo kegiyatan madrasah ing wanci awan. Kanthi mengkono, ateges AMIB tetep ora uwal saka jatidhirine minangka wadhah kegiyatan mudha-mudhi Muslim.

        Kanggo narik kawigatene "debitur" miturut Mas Eka Ian Mas Dika, pihak koperasi asring nganakake undhian kanthi pathokan saben Rp 50.000 oleh 1 poin. Para pemenang undhian ana kang antuk kipas angin, jam dhindhing, payung, temah muwuhi grengsenge para "penabung" kanggo nyelengi ing Koperasi AMIB. Marang petani, Mas Dika nambahi, asring uga koperasi menehi bantuan ing babagan bibit tetanen kaya kang durung suwe iki srana nyumbang bibit pisang kapok.

        AMIB sing mula bukane saka kegiyatan Pemuda Muhammadiyah Betakan uga wiwit mula bukane nyurung wujude mudha-mudhi sing cerdas Ian mencintai ilmu. Kanggo iku mula kanthi semangat kang makantar-kan¬tar mbudidaya amrih saya lengkape buku Ian wacan liya ing Perpustakaan AMIB. Kanggo ngimbangi kekarep¬ane anggota perpustakaan sing sebageyan gedhe haus wacan, mula pihak pengurus asring ngadani tembayatan karo pihak liya kaya sekolahan, perpustakaan daerah, Ian para penerbit. Cara iki menehi keuntungan marang anggota kanggo luwih akeh maca buku tanpa kudu lunga menyang perpustakaan gedhe sing ana ing kutha kabupaten utawa Jogjakarta. Dene ing babagan konsumsi warta, AMIB nyedhiyani koran sing dipasang ing papan koran ingga bisa diwaca dening anggota perpustaka¬an utawa masarakat dhusun Betakan. Nalikane udane wiwit trenceng Ian jarum jam nuduhake wektu 21.30, DL nyuwun pamit sinambi ndherek memuji muga-muga kegiyatan kang becik iki pikantuk ridha saka Gusti Allah. Amin. (Suhindriyo/DL)

        Sabagean masarakat kang nyengkuyung kegiatan AMIB kanthi dadi anggota Koperasi


        Pengurus AMIB lenggah bebarengan karo takmir masjid An- Nur, Drs. Ngadino (kiwa), Eka Budi Kurniawan, SE (Tengah), Ian Dika Rusdiyanto (tengen). (Foto: Suh/DL)
        Para mudhi AMIB sing uga ora kalah kiprahe karo pengurus liyane.
        (Foto: Suh/DL)




        *Terima kasih kepada Pak Suhindriyo dan Majalah Djaka Lodang atas supportnya.

        Pergulatan Hidup

        on Sunday, October 31, 2010

        Kehidupan telah mengantarkan manusia untuk berkreasi dengan dunianya। Kesenangan pergulatan dalam kemanusiaan menjadikan sang waktu sekedar teman. Padahal, sang waktu tidaklah sekedar teman, melainkan sahabat, mentor dan maha guru kehidupan ini.Bukankah Tuhan pun bersumpah atas nama sang waktu! Hidup telah dimulai tatkala manusia hadir ke dunia dengan tangisan, rintihan, jeritan dan kebahagiaan yang telah dinantikan manusia lain. Pergulatan sang bayi yang beriringan dengan waktu menjadikannya mendapatkan julukan anak-anak. Bermain dan belajar adalah tugas yang dibebankan kepadanya. Sang waktu terus mengantarkan anak-anak ini ke dalam dunia remaja yang mulai mencari jati dirinya dengan menunjukkan eksistensinya untuk mendapatkan pengakuan dari pihak lainnya. Kesenangan adalah temannya, percintaan adalah petualangannya, kesedihan adalah musuhnya. Tibalah sang waktu mengubah remaja ini menjadi dewasa yang siap menerima realitas kehidupan. Kehidupannya dimulai saat ada tugas yang memang harus diselkesaikan bersama orang lain sebagai bagian dari tanggung jawabnya sebagai kholifah di muka bumi. Mencari penghidupan dan teman pendamping setia merupakan bagian utama di dalamnya, selain memiliki tugas kemasyarakatan. Sang waktu kembali mengisyaratkan kepada manusia ini untuk segera bersiap-siap menyelesaikan tugasnya. Seperti kata Paulo Culho dalam Al Kemisnya, tanda zaman telah diberikan dengan datangnya sang keriput, rambut beruban, dan mata rabun. Saatnya kata bijak untuk lebih dekat dengan sang pencipta menjadi perhatian utama. Namun, dalam proses yang begini linear yang sifatnya rutin ini, menjadi tantangan terbesar bagi manusia untuk mengupayakan kreasi dan aktualisasi dari dirinya. Tuhan memberikan ruang dan waktu untuk berkreasi. Namun, kemalasanlah yang menjadi pilihan. Akhirnya, hidup hanya sekedar hidup bahkan harus meminta kehidupan kepada orang lain demi sebuah kehidupan. Hidup memang terlalu sederhana untuk disederhanakan.

        Empat Cara Mengatasi Ketidakberdayaan

        on Saturday, October 30, 2010



        Ketika diri kita mengalami ketidakberdayaan, betapa menyakitkannya. Namun sebagian besar di antara kita hanya bisa termangu dan menunggu tak berbuat apapun untuk bisa keluar dari rasa ketidakberdayaan tersebut. Tidakkah kita sayang terhadap waktu dan kesempatan yang diberikan oleh Allah atas hidup kita di dunia ini yang sangat singkat. Bahkan dalam terminologi orang Jawa diibaratkan bahwa hidup seperti halnya mampir ngomber (mampir minum ). Bagaimana kita bisa menyikapi dan keluar dari kondisi yang seperti ini.
        Seperti  halnya yang dialami Agus, seorang karyawan salah satu perusahaan swasta di Semarang. Hari-harinya terasa menjemukan. Betapa tidak? Dia merasa bekerja pada  bagian yang bukan merupakan bidang dan keinginannya. Pekerjaan yang dilakukan seakan bagian dari rutinitas, karena yang dikerjakan ya itu-itu saja, tidak ada value added yang diperoleh. Ditambah kondisi lingkungan kerjanya yang tidak mengakomodasi kreativias dan inovasi. Agus merasa memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan beban perkerjaan yang dihadapinya saat ini. Ketika mau berangkat ke kantor pagi hari, perasaan malas sudah mulai menghinggapi. Ketika sampai di kantor, melihat berkas yang menumpuk rasa malasnya makin bertambah. Dia hanya menunggu, kapan ya sore akan datang sehingga bisa lekas pulang. Belum lagi berpikir, mau keluar dari tempat kerja yang sekarang, susah juga karena khawatir betapa susahnya mencari pekerjaan untuk saat ini.
        Apa yang dialami Agus cukup manusiawi. Namun sebagai manusia yang beragama tentu kita harus bisa mengatasinya. Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan. Pertama, kita harus bersyukur kepada Allah SWT. Loh, memangnya apa hubungan ketidakberdayaan dengan bersyukur? Nah, dalam hal ini kita perlu bersyukur karena kita masih punya pekerjaan yang bisa digunakan untuk menafkahi keluarga, apapun pekerjaaannya yang penting halal. Coba bayangkan banyak saudara-saudara kita yang menganggur, pagi-pagi sekali saudara-saudara kita yang jadi pemulung sudah berusaha mencari rezeki di kala kita masih belum sepenuhnya tersadar dari tidur kita. Atau bahkan pak tani yang segera bersiap meluncur ke sawah sebelum matahari terbit. Di samping itu, dengan bersyukur Insya Allah rezeki makin bertambah. Seperti yang difirmankan oleh Allah,”Apabila kamu bersyukur maka Kami akan tambahkan nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, sungguh azab-Ku sangat pedih.
        Hal kedua yang bisa kita lakukan yakni mencari tahu penyebab ketidakberdayaan tersebut. Apakah memang pekerjaan rutin yang membosankan? Apakah lingkungan dan budaya kerja di kantor yang kurang kondusif? Dalam situasi ini yang dapat kita lakukan hanya merubah faktor internal diri kita. Sementara faktor eksternal adalah faktor x yang menjadi variabel uncontrol. Cobalah, kita nikmati pekerjaan kita dengan cara melakukan proses yang berbeda. tak perlu takut dengan rekan kerja kita hanya karena cara kita berbeda. Yang penting outputnya bagus dan proses tetap dilakukan secara benar. Pagi hari ketika sampai di kantor, kita buat ceklist terkait dengan target apa yang akan kita selesaikan pada hari tersebut. Sore hari ketika mau pulang, evaluasi berapa persen target yang tercapai. Buat daftar pendingan untuk hari berikutnya. Jangan lupa untuk menambah satu pengetahuan baru terkait dengan pekerjaan kita.
        Ketiga, kembangkan terus hobi kita sehingga kita tidak hanya terfokus pada pekerjaan. Syukur-syukur hobi bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan secara ekonomis. Kalau pun tidak, ya gak masalah. Keempat, jangan segan-segan untuk membuat keputusan besar dalam hidup setelah melakukan analisis yang cukup mendalam. Kalau memang di tempat kerja sudah tidak ada harapan untuk lebih baik, segera pertimbangkan untuk keluar dari tempat tersebut. Namun sebelumnya kita harus sudah siap dengan langkah berikutnya yang akan ditempuh. Misalnya ada tawaran dari tenpat kerja lain atau bahkan memtuskan untuk mandiri menjadi wirausaha. Bukan pilihan yang salah, asalkan sudah kita putuskan dengan matang. Dengan demikian, maka waktu kita tidak akan habis hanya untuk menggerutu dan menyesalai nasib. Seperti yang dikatakan oleh Bunda Theresa, jangan hanya menggerutui kegelapan, tapi cobalah untuk menyalakan lilin. Mudah-mudahan bermanfaat.

        Melongok Kampung Betakan Sebagai Sentral Budidaya Gurameh

        on Sunday, October 24, 2010



        Betakan, sebuah kampung yang berlokasi di Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, makin menunjukkan daya tarik bagi warganya untuk berkecimpung dalam usaha budidaya ikan gurameh. Kampung ini terletak di 7.77306‘ LS dan 110.25373‘ BT, dengan jarak 16 km dari pusat kota Jogjakarta. Terdiri atas 519 warga dengan 120 kepala keluarga. Bisa dikatakan hampir 50% warganya memiliki kolam ikan gurameh. Kolam-kolam tersebut tersebar di kawasan timur kampung Betakan terbentang dari ujung utara sampai ujung selatan sekitar 1,3 km. Budidaya gurameh bisa dianggap cukup menguntungkan mengingat harga jualnya yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya. Harga di tingkat petani mencapai Rp22.000,00 – Rp25.000,00. Selain pemeliharaannya yang lebih mudah, juga pemasarannya yang lebih menjanjikan.

        Sudah cukup lama, warga Betakan berprofesi sebagai peternak ikan. Tidak hanya sebagai usaha sambilan, bahkan ada beberapa warga yang menjadikan usaha budidaya gurameh tersebut sebagai mata pencaharian pokok. Tidak hanya dari generasi tua, namun anak-anak muda juga aktif terlibat di dalamnya. Bahkan boleh dikatakan, anak mudanya yang terus berkreasi untuk terus mengembangkan usaha ini. Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan berbagi informasi, peternak tergabung dalam satu kelompok paguyuban perikanan mina tani. Di samping itu, terdapat kelompok paguyuban 45 yang juga ikut aktif mengembangkan jiwa wirausaha anak muda yang salah satunya berkaitan dengan budi daya gurameh.
        Peternak gurameh terdiri atas 3 kelompok fokus. Pertama, fokus di usaha pembibitan yang meliputi penyediaan induk, pemijahan dan pendederan.Diperlukan kolam khusus untuk menampung indukan dengan perbandingan 1 jantan 4 betina. Telur gurameh yang telah dibuahi pejantan, kemudian diambil dan ditempatkan dalam kolam khusus sampai dengan menetas. Peternak yang fokus di usaha pembibitan ini salah satunya Mas Among Sugondo. Pria berusia 29 tahun ini memiliki beberapa kolam pembibitan. Pemasarannya tidak hanya di kampung Betakan saja, namun sudah menjangkau sampai keluar Kabupaten Sleman. Jenis indukan yang bagus adalah porselen karena mampu menghasilkan telur sebanyak 10.000 butir dibandingkan dengan jenis lain yang hanya 2.000 – 3.000 butir saja.
        Sementara itu, kelompok kedua fokus pada usaha pembesaran. Kelompok inilah yang mendominasi peternak gurameh di Betakan bahkan boleh dikatakan hampir 90%. Mereka rata-rata memiliki 3 kolam per orang. Kolam-kolam tersebut memanjang di kawasan timur kampung. Pada umumnya, kolam dibuat dengan cara menggali tanah area persawahan. Kondisi ini sangat menguntungkan, mengingat kolam jenis ini mengandung humus dan plankton yang sangat berguna bagi ikan gurameh. Ukuran kolam pada umumnya 4 x 6 m, namun ada juga yang lebih besar dengan ukuran 5 x 15 m dengan kedalaman sekitar 1 m. Di samping itu, ada peternak yang memanfaatkan lahan pekarangannya untuk membuat jenis kolam permanen yang terbuat dari semen. Untuk jenis kolam ini membutuhkan biaya pembuatan yang lebih besar, namun memiliki kelebihan antara lain mudah mengganti air kolam, kontrol penyakit yang lebih baik dan lebih mudah saat nanti akan dilakukan pemanenan. Salah satu peternak yang fokus di usaha pembesaran ini adalah Ahmad Sujudi. Mas Judi, begitu sering disapa, sudah menekuni usaha ini lebih dari 10 tahun terakhir ini. Dia juga dikenal dengan berbagai kreasinya untuk melakukan percepatan pembesaran gurameh, meningat ikan jenis ini termasuk lambat pertumbuhannya. Pola yang dikembangkan yakni dengan jenis monokultur, agar gurameh tidak kalah bersaing dengan jenis ikan lain sebagaimana kalau dipeliharan melalui pola polikultur.
        Makanan pokok ikan gurame berupa pelet. Namun demikian, kombinasi yang bagus dengan pakan hijauan akan lebih efisien mengingat harga pelet semakin melambung saat ini di atas Rp130.000 ribu setiap 1 sak (30 kg). Hijauan dapat berupa daun-daunan seperti : kangkung, singkong, keladi, pepaya dan genjer. Pada umumnya, peternak di Betakan mengusahakan pakan hijauan dari pematang/tanggul kolam.
        Kelompok ketiga terdiri atas pedagang. Kelompok inilah yang nantinya akan membeli ikan gurameh ukuran konsumsi dari para peternak untuk kemudian disalurkan ke beberapa restoran dan warung makan di Jogja. Untuk terjun di kelompok ini biasanya membutuhkan kekuatan finansial dan jaringan yang luas sehingga hanya ada 2-3 orang saja di Betakan.
        Kemajuan budidaya ikan gurameh di Betakan juga tidak terlepas dari peran pemerintah melalui petugas penyuluh lapangan (PPL). Bapak Parimin, yang biasa dipanggil oleh kalangan anak muda Betakan dengan sapaan si Om, begitu bersemangat untuk memanjukan perikanan gurameh di Betakan khususnya. Bahkan si Om ini tidak hanya bersemangat memberikan penyuluhan, namun juga mempraktekkan langsung.
        Keharmonisan antara kelompok pembibitan-pembesaran dan pedagang inilah yang menjadikan Betakan cukup dinamis dalam budidaya ikan gurameh. 




        Perspektif Kang Ebud

        on Wednesday, October 20, 2010



        Manusia tidak saja mempertanggungjawabkan berbagai peran yang diembannya selama ini di antara sesama manusia, namun jauh lebih besar untuk mempertanggungjawabkan dirinya kepada Allah. Manusia memiliki derajat yang tinggi karena ia adalah khalifah di muka bumi ini. Namun dalam banyak hal, manusia terjebak sendiri dalam berbagai peran antara yang satu dengan yang lain, bahkan tak jarang berseberangan dalam satu dimensi waktu. Saat tertentu, ia berperan sebagai seorang pemimpin keluarga yang harus menafkahi keluarganya, namun pada saat yang bersamaan yang bersangkutan juga berperan sebagai tikus negara. Akhirnya, muncullah kebohongan demi  menutup kebohongan yang lain yang dalam dimensi sosiologis digambarkan sebagai manusia yang kehilangan jati diri dari dalam satu masyarakat.
        Manusia hidup dalam satu tatanan nilai yang memang sudah tersruktur dalam masyarakat. Tatanan nilai tersebut menjadi seperangkat acuan yang tergabung dalam norma keagamaan serta hukum untuk berperilaku. Seperti dikatakan oleh Ignas Kleiden bahwa pengertian kita tentang manusia tak pernah benar-benar terang benderang bagaikan siang hari bolong, tetapi selalu dalam kawasan remang-remang. Oleh karena itu, menulis tentang manusia sesungguhnya adalah mencoba-coba untuk memahami manusia dengan segala aspeknya.
        Dengan dasar di atas, Perspektif Kang Ebud mencoba hadir untuk berbicara tentang kemanusian dalam beberapa perspektif. Bukan atas dasar karena merasa tahu segala hal, melainkan secuil cermin yang kiranya bisa sama-sama memperkaya perspektif dan pengetahuan kita. Membaca Perspektif Kang Ebud sebagaimana membaca tentang diri kita sendiri dan bercermin atas diri kita sehingga kita bisa menertawakan diri sendiri tanpa terbebani untuk berbuat dholim kepada orang lain. Selain itu, juga berarti membaca antara mimpi-mpimpi dan kenyataan. Dalam bahasa Sosiologis, dikatakan sebagai das sollen (normatif) dan das sein (fakta). Kedua hal itu akan terus duduk berimpitan, menyatu, berdampingan bahkan dalam satu titik tertentu  berseberangan sebagaimana tergambar dalam contoh peran di atas. Oleh karena itu, hati nurani menjadi kunci penting untuk membantu jiwa manusia dalam merajut hidup ini. Seperti disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, bahwa dalam tubuh manusia ada sekerat daging. Jika daging itu baik, maka baiklah ia. Tapi bila buruk, buruklah ia. Ketahuilah bahwa sekerat dagung tersebut adalah hati.
        Mencuplik “The Alchemist” karya Paulo Coelho dalam salah satu percakapan antara sang alkemis dan si anak. “Mengapa kita harus mendengarkan suara hati kita?”, tanya si anak, ketika mereka mendirikan tenda pada satu hari. “Sebab di mana hatimu berada, di situlah hartamu berada”, jawab sang Alkemis. Kekayaan hati sulit diukur. Bila manusia benar-benar mempercayai hatinya, melakukan sesuatu sesuai dengan hatinya, menyatunya pikiran dan hati dalam satu tuindakan, betapa manusia akan hidup dalam kebahagiaan.
        Gambaran dan fenomona tentang rajutan banyak khayal dan imajinasi tentang kehidupan itulah yang coba dihadirkan dalam perspektif Kang Ebud. 










        Aspek Keuangan Budidaya Sapi

        on Saturday, October 16, 2010



        Budidaya sapi masih dianggap sebagai usaha sampingan yang diusahakan dalam skala kecil yang berjalan apa adanya. Bagi sebagian besar peternak, ketika mereka berhasil menjual seekor sapi dengan harga Rp9 juta  dianggap sudah untung besar. Benarkah hal tersebut? Lalu bagaimana kita bisa membuat peternak memiliki posisi tawar yang lebih besar sehingga dapat hidup secara lebih layak?
        Memelihara sapi yang biasa dilakukan saat ini mengacu pada pola tradisi nenek moyang yang telah berurat akar di masyarakat. Walhasil, sebagian peternak muda juga mengikuti ajaran nenek moyang tersebut. Apakah ini salah? Tidak ada yang salah. Hanya saja, zaman terus berkembang dan kita diberikan karunia oleh Allah untuk berpikir lebih baik. Di samping itu, kesempatan yang ada juga jauh lebih besar dibandingkan dengan nenek moyang kita dulu.
        Tatkala ada peternak, sebut saja Mas Karyo yang berhasil menjual sapi PO dengan harga Rp9 juta. Mas Karyo mengantongi uang yang begitu besar untuk ukuran kebanyakan kita hanya dalam satu waktu. Ibarat menabung di celengan tanah liat, berhamburanlah uang Rp9 juta tersebut setelah hari demi hari di isi dengan mencari rumput, memberi pakan konsentrat, membeli ampas tahu dan lain sebagainya. Namun benarkah keuntungan yang didapat sebesar itu? Mari kita lihat. Sapi tersebut dipelihara selama 20 bulan dengan asumsi dipelihara dari pembibitan sendiri. Kalau dikalkulasi maka setiap bulan pendapatan kotornya sebesar Rp400 ribu atau Rp13 ribu per hari. Angka tersebut termasuk besar bila sudah netto. Namun Mas Karyo belum melakukan perhitungan biaya secara lebih detil termasuk keringat yang diperasnya tiap hari untuk mencari pakan, pembelian konsentrat, katul, garam dan lainnya. Biaya pakan misalnya per hari Rp3.000,00 ditambah dengan tenaga kerja Rp8.000,00. Praktis dalam sehari keuntungannya hanya berkisar Rp2.000,00 atau sebulan hanya Rp60 ribu.
        Lalu bagaimana kita memecahkan masalah seperti ini. Kita bisa melakukan perbaikan melalui beberapa langkah. Pertama, kelemahan usaha ternak yang dijalankan secara tradisional adalah tidak adanya pencatatan pengeluaran dan pemasukan uang, sehingga kita mengalami kesulitan apakah usaha tersebut menguntungkan atau tidak. Pencatatan tersebut berlaku tidak hanya untuk usaha besar namun usaha kecil juga perlu dilakukan. Pencatatan ini tidak membutuhkan jurnal akuntansi yang rumit dan pelik. Cukup catat harga beli berapa dan biaya yang dikeluarkan selama pemeliharaan termasuk waktu pembeliannya. Kedua, menyusun rencana cash flow. Jangan sampai saat memelihara sapi bakalan berjalan, kita sudah kesulitan likuiditas keuangan karena terpakai untuk yang lain atau karena tidak adanya rencana keuangan sejak dari awal. Ketiga,lakukan pemisahan keuangan antara budidaya sapi dengan keuangan pribadi. Kita analogikan seperti mendirikan perusahaan dalam bentuk perseroan terbatas, sehingga nantinya tidak bercampur antara uang hasil usaha dengan uang pribadi. Pada akhirnya, kita harus menghitung keuntungan bersih dari usaha ini dengan analogi pembagian deviden pada PT. Pembagian deviden tersebut yang akan menjadi tambahan dalam keuangan pribadi, atau akan lebih baik bila diakumulasikan kembali dalam bentuk penambahan modal. Konsekwensinya, kita harus bisa menggaji diri kita terlebih dahulu termasuk bila memerlukan tenaga kerja lain. Tak masalah pemilik sekaligus  pekerja di tempat usaha kita. Keempat, menggunakan faktor kali. Kalau hanya memelihara 1 atau 2 ekor, maka keuntungannya relatif kecil, namun bila kapasitasnya sekitar 10 ekor maka faktor kali lebih besar. Dari sisi fix cost tidak banyak berpengaruh, yang perlu dipertimbangkan dari sisi variabel costnya. Kelima, buat strategi dengan mencari ceruk pasar yang jelas dan fokus. Kita ambil contoh, dengan mempertimbangkan cost yang lebih rendah dan tingkat permintaan yang tinggi, maka bisa saja fokus ke pembibitan. Hitung-hitungan kalau kita memelihara 12 induk sapi, maka setiap bulan bisa menjual anak sapi dengan harga kurang lebih Rp5-6 juta (asumsi sapi jenis limosin atau metal). Asumsi fix cost dan variabel cost sebesar 30%, maka keuntungan dalam bulan berjalan Rp3,5-4,2 juta. Untuk lingkup pedesaan sudah terhitung sangat bagus. Keenam, kembangkan terus pengetahuan kita dan berani mencoba. Tak perlu takut untuk dibilang berbeda dengan yang lain atau dianggap aneh, sepanjang memang kita yakin. Kita tak bisa meyakini sampai berhasil mencobanya.
        Akhirnya, kunci dari itu semua yakni berani memulai dan bertindak. Dengan model seperti ini kita akan memiliki daya tawar yang lebih tinggi. Mari bangkitkan ekonomi kerakyatan dan agrobisnis dari diri kita.